10. ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA PADA CERAMAH AGAMA
NAMA
: MURSIDA
KELAS
:5C
NPM
:126211304
Disini saya menganalisis kesalahan berbahasa pada ceramah agama
yang di bawakan oleh ustad Yusuf Mansur dengan tema Kunfayakun, Sedekah
Menolak Bala. Dari ceramah ini saya menemukan beberapa kesalahan berbahasa
yang di ucapkan oleh ustad tersebut, di tambah lagi dengan ciri khas ustad
tersebut lebih cenderung menggunakan logat betawi.
Berikut ini adalah beberapa kesalahan berbahasa yang di ucapkan
ustad Yusuf Mansur dalam ceramah agamanya yang bertema kunfayakun, sedekah
menolak bala.
1.
Penggunaan kata sampe yang seharusnya kata sampai
Menurut
KBBI, yang dibuat oleh Pusat Bahasa Depdiknas. 2008. Kamus
Besar Bahasa Indonesia (EdisiKeempat). Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Pada halaman : 1216, mengartikan bahwa kata “sampai” adalah:v.
Mencapai ,datang , tiba , berbatas , terlaksana.
Sedangkan
kata “sampe” menurut KBBI, yang dibuat oleh Pusat Bahasa Depdiknas. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia (EdisiKeempat).
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Tidak di temukan kata
tersebut sehingga dapat saya artikan bahwasannya kata tersebut tidak mempunyai
arti dan makna sebab tidak terdapat pada KBBI. Jadi yang bakunya adalah kata
sampai bukan sampe.
2.
Penggunaan kata kagak yang
seharusnya tidak
Menurut
KBBI, yang dibuat oleh Pusat Bahasa Depdiknas. 2008. Kamus
Besar Bahasa Indonesia (EdisiKeempat). Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Pada halaman : 1460, mengartikan bahwa kata “tidak” adalah:
adv. Partikel untuk menyatakan pengingkaran, penolakan ,penyangkalan.
Sedangkan
kata “kagak” menurut KBBI, yang dibuat oleh Pusat Bahasa Depdiknas. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia (EdisiKeempat).
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Tidak di temukan kata
tersebut sehingga dapat saya artikan bahwasannya kata tersebut tidak mempunyai
arti dan makna sebab tidak terdapat pada KBBI. Jadi, yang bakunya adalah
kata tidak bukan kagak.
3.
Penggunaan kata nanyak yang seharusnya tanya
Menurut
KBBI, yang dibuat oleh Pusat Bahasa Depdiknas. 2008. Kamus
Besar Bahasa Indonesia (EdisiKeempat). Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Pada halaman : 1401, mengartikan bahwa kata “tanya” adalah:
n. Permintaan keterangan (penjelasan dsb) , bertanya .
Sedangkan
kata “nanyak” menurut KBBI, yang dibuat oleh Pusat Bahasa Depdiknas. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia (EdisiKeempat).
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Tidak di temukan kata
tersebut sehingga dapat saya artikan bahwasannya kata tersebut tidak mempunyai
arti dan makna sebab tidak terdapat pada KBBI. Jadi kata yang bakunya adalah
: tanya bukan nanyak.
4.
Penggunaan kata ape yang seharusnya kata apa
Menurut
KBBI, yang dibuat oleh Pusat Bahasa Depdiknas. 2008. Kamus
Besar Bahasa Indonesia (EdisiKeempat). Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Pada halaman : 79, mengartikan bahwa kata “apa” adalah:
pron.kata tanya untuk menanyakan nama ,sesuatu.
Sedangkan
kata “ape” menurut KBBI, yang dibuat oleh Pusat Bahasa Depdiknas. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia (EdisiKeempat). Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Tidak di temukan kata tersebut sehingga dapat saya artikan bahwasannya
kata tersebut tidak mempunyai arti dan makna sebab tidak terdapat pada KBBI. Jadi
kata yang bakunya adalah : apa bukan ape.
5.
Penggunaan kata kite yang seharusnya kita
Menurut
KBBI, yang dibuat oleh Pusat Bahasa Depdiknas. 2008. Kamus
Besar Bahasa Indonesia (EdisiKeempat). Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Pada halaman : 704, mengartikan bahwa kata “Kita” adalah:
pron. Pronomina pertama jamak , yang berbicara dengan orang lain termasuk yang
diajak bicara , saya.
Sedangkan
kata “kite” menurut KBBI, yang dibuat oleh Pusat Bahasa Depdiknas. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia (EdisiKeempat).
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Tidak di temukan kata
tersebut sehingga dapat saya artikan bahwasannya kata tersebut tidak mempunyai
arti dan makna sebab tidak terdapat pada KBBI. Jadi kata yang bakunya adalah
: kita bukan kite.
6.
Penggunaan kata dateng yang seharusnya datang
Menurut
KBBI, yang dibuat oleh Pusat Bahasa Depdiknas. 2008. Kamus
Besar Bahasa Indonesia (EdisiKeempat). Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Pada halaman : 297, mengartikan bahwa kata “datang” adalah:
v. Tiba di tempat yang dituju , hadir , kelak kemudian.
Sedangkan
kata “dateng” menurut KBBI, yang dibuat oleh Pusat Bahasa Depdiknas. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia (EdisiKeempat).
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Tidak di temukan kata
tersebut sehingga dapat saya artikan bahwasannya kata tersebut tidak mempunyai
arti dan makna sebab tidak terdapat pada KBBI. Jadi kata yang bakunya adalah
: datang bukan dateng.
7.
Penggunaan kata die yang seharusnya kata dia
Menurut KBBI,
yang dibuat oleh Pusat Bahasa Depdiknas. 2008. Kamus
Besar Bahasa Indonesia (EdisiKeempat). Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Pada halaman : 6, mengartikan bahwa kata “ada” adalah:
v. Hadir , telah sedia , mempunyai , benar ,sungguh.
Sedangkan
kata “ad’e” menurut KBBI, yang dibuat oleh Pusat Bahasa Depdiknas. 2008. Kamus
Besar Bahasa Indonesia (EdisiKeempat). Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Tidak di temukan kata
tersebut sehingga dapat saya artikan bahwasannya kata tersebut tidak mempunyai
arti dan makna sebab tidak terdapat pada KBBI. Jadi kata yang bakunya adalah
:kata ada bukan ad’e.
DAFTAR PUSTAKA
I.
Pusat Bahasa Depdiknas. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia (EdisiKeempat).
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
II.
Setyawati, Nanik. 2010. Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia: Teori dan Praktik. Cetakan
Kedua. Surakarta: Yuma Pustaka
Ceramah agama
yang di bawakan oleh ustad Yusuf Mansur dengan tema Kunfayakun, Sedekah
Menolak Bala.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar