Rabu, 19 November 2014

6. ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA PADA TATARAN EJAAN YANG DI SEMPURNAKAN PADA LATAR BELAKANG SKRIPSI MAHASISWA MATEMATIKA



6. ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA PADA TATARAN EJAAN YANG DI SEMPURNAKAN PADA LATAR BELAKANG SKRIPSI MAHASISWA MATEMATIKA

NAMA  : MURSIDA
KELAS : 5C
NPM : 126211304

Pada tugas ini saya menganalisis sebuah skripsi yang di buat oleh Eka Jamaulis dengan nomor peserta mahasiswa (npm) :096410386 ,dengan judul skripsinya adalah : penerapan model pembelajaran kooperatif tipe number heads together(nht) untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas viii smps al-hasanah pandau jaya.
Pada skripsi ini saya hanya menemukan beberapa kesalahan pada tataran ejaan yang di sempurnakan pada latar belakang skripsi tersebut. Antara lain sebagai berikut :

A.    Kesalahan Pada Penulisan Kata Dasar
1.      Kata matimatika yang seharusnya matematika

Menurut KBBI, yang dibuat oleh Pusat Bahasa Depdiknas. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia (EdisiKeempat). Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Pada halaman : MM, mengartikan bahwa kata “matematika” adalah: ilmu tentang bilangan , hubungan antar bilangan , dan prosedur operasional yang digunakan dalam penyelesaian masalah mengenai bilangan.
Sedangkan kata Matimatika” menurut KBBI, yang dibuat oleh Pusat Bahasa Depdiknas. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia (EdisiKeempat). Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Tidak di temukan kata tersebut sehingga dapat saya artikan bahwasannya kata tersebut tidak mempunyai arti dan makna sebab tidak terdapat pada KBBI.
B.     Kesalahan Pada Penulisan Huruf Besar Atau Kapital
2.      “dalam pembelajaran Kooperatif Tipe menuntut siswa untuk lebih kreatif”
Dalam buku M.K ,Abdullah.2011. Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) :untuk pelajar ,mahasiswa dan Umum. Jakarta :Sandro Jaya. Menyebutkan dalam bukunya bahwa huruf besar/ kapital di pakai sebagai huruf pertama pada kata awal kalimat ,huruf besar di pakai sebagai kutipan langsung , huruf kapital digunakan pada gelar kehormatan , pada nama jabatan dan beberapa lainya. Jadi dapat saya simpulkan bahwa kalimat di atas saya karena meletakkan huruf kapital di tengah-tengah kalimat. Kalimat yang benarnya adalah:
2 “dalam pembelajaran kooperatif tipe menuntut siswa untuk lebih kreatif”
C.    Kesalahan Penulisan Tanda Baca
3.      “sistematis , kritis , dan kreatif ., serta kemampuan kerja sama “
Dalam buku M.K ,Abdullah.2011. Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) :untuk pelajar ,mahasiswa dan Umum. Jakarta :Sandro Jaya. Menyebutkan dalam bukunya bahwa tanda titik digunakan untuk mengakhiri kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan. Beberapa pembagian penggunaan tanda titik, tanda titik digunakan di belakang nama orang, tanda titik di pakai di belakang nama orang,gelar, nama gelar ,jabatan, pangkat ,dan sapaan.  Jadi dapat saya simpulkan bahwasanya pada kalimat di atas mengelami kesalahan karena menggunakan 2 buah tanda baca. Jadi kalimat yang benarnya adalah :
3. “sistematis , kritis , dan kreatif . Serta kemampuan kerja sama “

DAFTAR PUSTAKA

       I.            Pusat Bahasa Depdiknas. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia (EdisiKeempat). Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
    II.            Setyawati, Nanik. 2010. Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia: Teori dan Praktik. Cetakan Kedua. Surakarta: Yuma Pustaka
 III.            M.K ,Abdullah.2011. Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) :untuk pelajar ,mahasiswa dan Umum. Jakarta :Sandro Jaya.
 IV.            Jamaulis, Eka .2013. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Number Heads Together(NHT) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIII Smps Al –Hasanah Pandau Jaya :Skripsi Matematika. Universitas Islam Riau.

Senin, 17 November 2014

10. ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA PADA CERAMAH AGAMA



10. ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA PADA CERAMAH AGAMA

NAMA : MURSIDA
KELAS :5C
NPM :126211304

Disini saya menganalisis kesalahan berbahasa pada ceramah agama yang di bawakan oleh ustad Yusuf Mansur dengan tema Kunfayakun, Sedekah Menolak Bala. Dari ceramah ini saya menemukan beberapa kesalahan berbahasa yang di ucapkan oleh ustad tersebut, di tambah lagi dengan ciri khas ustad tersebut lebih cenderung menggunakan logat betawi.
Berikut ini adalah beberapa kesalahan berbahasa yang di ucapkan ustad Yusuf Mansur dalam ceramah agamanya yang bertema kunfayakun, sedekah menolak bala.

1.      Penggunaan kata sampe yang seharusnya kata sampai
Menurut KBBI, yang dibuat oleh Pusat Bahasa Depdiknas. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia (EdisiKeempat). Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Pada halaman : 1216, mengartikan bahwa kata “sampai” adalah:v. Mencapai ,datang , tiba , berbatas , terlaksana.
Sedangkan kata sampe” menurut KBBI, yang dibuat oleh Pusat Bahasa Depdiknas. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia (EdisiKeempat). Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Tidak di temukan kata tersebut sehingga dapat saya artikan bahwasannya kata tersebut tidak mempunyai arti dan makna sebab tidak terdapat pada KBBI. Jadi yang bakunya adalah kata sampai bukan sampe.

2.      Penggunaan kata kagak  yang seharusnya tidak
Menurut KBBI, yang dibuat oleh Pusat Bahasa Depdiknas. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia (EdisiKeempat). Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Pada halaman : 1460, mengartikan bahwa kata “tidak” adalah: adv. Partikel untuk menyatakan pengingkaran, penolakan ,penyangkalan.
Sedangkan kata kagak” menurut KBBI, yang dibuat oleh Pusat Bahasa Depdiknas. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia (EdisiKeempat). Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Tidak di temukan kata tersebut sehingga dapat saya artikan bahwasannya kata tersebut tidak mempunyai arti dan makna sebab tidak terdapat pada KBBI. Jadi, yang bakunya adalah kata tidak bukan kagak.

3.      Penggunaan kata nanyak yang seharusnya tanya
Menurut KBBI, yang dibuat oleh Pusat Bahasa Depdiknas. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia (EdisiKeempat). Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Pada halaman : 1401, mengartikan bahwa kata “tanya” adalah: n. Permintaan keterangan (penjelasan dsb) , bertanya .
Sedangkan kata nanyak” menurut KBBI, yang dibuat oleh Pusat Bahasa Depdiknas. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia (EdisiKeempat). Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Tidak di temukan kata tersebut sehingga dapat saya artikan bahwasannya kata tersebut tidak mempunyai arti dan makna sebab tidak terdapat pada KBBI. Jadi kata yang bakunya adalah : tanya bukan nanyak.

4.      Penggunaan kata ape yang seharusnya kata apa
Menurut KBBI, yang dibuat oleh Pusat Bahasa Depdiknas. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia (EdisiKeempat). Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Pada halaman : 79, mengartikan bahwa kata “apa” adalah: pron.kata tanya untuk menanyakan nama ,sesuatu.
Sedangkan kata ape” menurut KBBI, yang dibuat oleh Pusat Bahasa Depdiknas. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia (EdisiKeempat). Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Tidak di temukan kata tersebut sehingga dapat saya artikan bahwasannya kata tersebut tidak mempunyai arti dan makna sebab tidak terdapat pada KBBI. Jadi kata yang bakunya adalah : apa bukan ape.

5.      Penggunaan kata kite yang seharusnya kita
Menurut KBBI, yang dibuat oleh Pusat Bahasa Depdiknas. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia (EdisiKeempat). Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Pada halaman : 704, mengartikan bahwa kata “Kita” adalah: pron. Pronomina pertama jamak , yang berbicara dengan orang lain termasuk yang diajak bicara , saya.
Sedangkan kata kite” menurut KBBI, yang dibuat oleh Pusat Bahasa Depdiknas. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia (EdisiKeempat). Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Tidak di temukan kata tersebut sehingga dapat saya artikan bahwasannya kata tersebut tidak mempunyai arti dan makna sebab tidak terdapat pada KBBI. Jadi kata yang bakunya adalah : kita bukan kite.

6.      Penggunaan kata dateng yang seharusnya datang
Menurut KBBI, yang dibuat oleh Pusat Bahasa Depdiknas. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia (EdisiKeempat). Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Pada halaman : 297, mengartikan bahwa kata “datang” adalah: v. Tiba di tempat yang dituju , hadir , kelak kemudian.
Sedangkan kata dateng” menurut KBBI, yang dibuat oleh Pusat Bahasa Depdiknas. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia (EdisiKeempat). Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Tidak di temukan kata tersebut sehingga dapat saya artikan bahwasannya kata tersebut tidak mempunyai arti dan makna sebab tidak terdapat pada KBBI. Jadi kata yang bakunya adalah : datang bukan dateng.

7.      Penggunaan kata die yang seharusnya kata dia
Menurut KBBI, yang dibuat oleh Pusat Bahasa Depdiknas. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia (EdisiKeempat). Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Pada halaman : 6, mengartikan bahwa kata “ada” adalah: v. Hadir , telah sedia , mempunyai , benar ,sungguh.
Sedangkan kata ad’e” menurut KBBI, yang dibuat oleh Pusat Bahasa Depdiknas. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia (EdisiKeempat). Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Tidak di temukan kata tersebut sehingga dapat saya artikan bahwasannya kata tersebut tidak mempunyai arti dan makna sebab tidak terdapat pada KBBI. Jadi kata yang bakunya adalah :kata ada bukan ad’e.

DAFTAR PUSTAKA

       I.            Pusat Bahasa Depdiknas. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia (EdisiKeempat). Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
    II.            Setyawati, Nanik. 2010. Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia: Teori dan Praktik. Cetakan Kedua. Surakarta: Yuma Pustaka
Ceramah agama yang di bawakan oleh ustad Yusuf Mansur dengan tema Kunfayakun, Sedekah Menolak Bala.

8. ANALISIS KESALAHAN BERBICARA PADA PIDATO PEMIMPIN



8. ANALISIS KESALAHAN BERBICARA PADA PIDATO PEMIMPIN

NAMA : MURSIDA
KELAS : 5C
NPM : 126211304

Disini saya menganalisis kesalahan berbicara pada pidato pemimpin yaitu wakil gubernur DKI Jakarta yang sekarang menjadi gubernur DKI Jakarta , yaitu Ir. Basuki Purnama , dimana ia berpidato pada acara pembukaan Festival Baleganjur Sejabotabek di Daerah Bali.
Beberapa kesalahan kata yang ia ucapkan saat berpindato antara lain :
1.      Kata gadang-gadang yang seharusnya kadang –kadang
Menurut KBBI, yang dibuat oleh Pusat Bahasa Depdiknas. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia (EdisiKeempat). Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Pada halaman : 600, mengartikan bahwa kata “Kadang-Kadang” adalah: adakalanya , sekali-kali.
Sedangkan kata Gadang-Gadang” menurut KBBI, yang dibuat oleh Pusat Bahasa Depdiknas. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia (EdisiKeempat). Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Tidak di temukan kata tersebut sehingga dapat saya artikan bahwasannya kata tersebut tidak mempunyai arti dan makna sebab tidak terdapat pada KBBI. Sedangkan kata “Gadang “dalam KBBI halaman 403 artinya adalah : mk ( minang kabau) besar.
2.      Kata bawa yang seharusnya adalah kata bahwa
Menurut KBBI, yang dibuat oleh Pusat Bahasa Depdiknas. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia (EdisiKeempat). Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Pada halaman : 118, mengartikan bahwa kata “Bahwa” adalah: p. kata penghubung untuk menyatakan isi atau uraian bagian kalimat yang didepan , kata penghubung untuk mendahului anak kalimat yang menjadi pokok kalimat.
Sedangkan kata Bawa” menurut KBBI, yang dibuat oleh Pusat Bahasa Depdiknas. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia (EdisiKeempat). Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Pada halaman 150, mengartikan bahwa kata “Bawa” adalah : v. Angkat ketempat lain . pada pidato tersebut seharusnya kata yang di ucapkan adalah bahwa bukan bawa.
3.      Kata himat yang seharusnya adalah hikmat
Menurut KBBI, yang dibuat oleh Pusat Bahasa Depdiknas. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia (EdisiKeempat). Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Pada halaman : 498, mengartikan bahwa kata “hikmat” adalah: n. Kebijakan ,kearifan , kesaktian( kekuatan gaib).
Sedangkan kata himat” menurut KBBI, yang dibuat oleh Pusat Bahasa Depdiknas. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia (EdisiKeempat). Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Tidak di temukan kata tersebut sehingga dapat saya artikan bahwasannya kata tersebut tidak mempunyai arti dan makna sebab tidak terdapat pada KBBI. Jadi kata yang bakunya adalah Hikmat.
4.      Kata molestarikan yang seharusnya adalah melestarikan
Menurut KBBI, yang dibuat oleh Pusat Bahasa Depdiknas. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia (EdisiKeempat). Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Pada halaman : 820, mengartikan bahwa kata “melestarikan” adalah: v. Menjadikan (membiarkan)tetap tidak berubah ,membiarkan tetap seperti semula ,mempertahankan kelangsungan.
Sedangkan kata molestarikan” menurut KBBI, yang dibuat oleh Pusat Bahasa Depdiknas. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia (EdisiKeempat). Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Tidak di temukan kata tersebut sehingga dapat saya artikan bahwasannya kata tersebut tidak mempunyai arti dan makna sebab tidak terdapat pada KBBI.
5.      Kata lembur yang seharusnya adalah lebur
Menurut KBBI, yang dibuat oleh Pusat Bahasa Depdiknas. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia (EdisiKeempat). Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Pada halaman : 810, mengartikan bahwa kata “Lembur” adalah: n. Pekerjaan dinas yang dikerjakan diluar jam dinas.
Sedangkan kata lebur” menurut KBBI, yang dibuat oleh Pusat Bahasa Depdiknas. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia (EdisiKeempat). Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Pada halaman : 801, mengartikan bahwa kata “Lebur” adalah: a. Luluh atau hancur mencair, rusak binasa ,punah sama sekali. Jadi kata yang seharusnya di ucapkan saat pidato tersebut adalah kata lebur.

DAFTAR PUSTAKA

       I.            Pusat Bahasa Depdiknas. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia (EdisiKeempat). Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
    II.            Setyawati, Nanik. 2010. Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia: Teori dan Praktik. Cetakan Kedua. Surakarta: Yuma Pustaka
 III.            Pidato pemimpin yaitu wakil gubernur DKI Jakarta yang sekarang menjadi gubernur DKI Jakarta , yaitu Ir. Basuki Purnama ,  ia berpidato pada acara pembukaan Festival Baleganjur Sejabotabek di Daerah Bali.