Selasa, 20 Mei 2014

cerita pendek tentang legenda,dongeng,fabel,dan mitos



Legenda : tabuik pariaman

upacara Tabuik adalah adalah salah satu tradisi sosial keagamaan masyarakat minangkabau. sebuah peti yang terbuat dari anyaman bambu yang diberi kertas berwarna, kemudian dibawa arak-arakan pada hari peringatan Hasan dan Husein tanggal 10 Muharram.
Upacara Tabuik sekarang telah menjadi agenda tahunan tradisi masyarakat Padang Pariaman.
Secara harfiah Tabuik berarti peti atau keranda yang dihiasi bunga-bungaan dan dekorasi lain yang berwarna-warni dan kelengkapan lain yang menggambarkan Buraq (hewan kuda yang berkepala manusia).
Proses pembuangan tabuik ke laut merupakan suatu bentuk kesepakatan untuk membuang segenap sengketa dan perselisihan antar mereka , pembuangan tabuik juga melambangkan terbangnya buraq yang membawa jasad husein ke surga.
Setelah selesai di buat buraq tersebut di arak keliling pariaman ,masing-masing buraq di bawa 8 orang laki-laki.kemudian di bawa kembali ke pantai gondariah pariaman untuk di adukan dengan satu buraq lagi baru kemudian di hanyutkan ke laut.


Dongeng : pemburu dan penebang kayu

Seorang pemburu yang tidak terlalu berani, sedang mencari jejak seekor singa. Dia lalu bertemu dengan seorang penebang kayu di dalam hutan dan dia pun bertanya kepada penebang itu jika saja ia melihat adanya tanda-tanda jejak sang singa atau tahu di mana singa tersebut bersarang.
“ saya tahu,”kata penebang kayu itu,” sekaligus saya bisa menunjukkan dan memperlihatkan kamu dimana singa itu berada sekarang.”
Sang pemburu berubah menjadi sangat pucat sehingga giginya berbunyi karena gemetaran akibat rasa takut.dia pun menjawab, “tidak,terima kasih, saya tidak meminta semua itu, saya hanya mencari jejak kakinya, dan bukan singanya.”
Amanat: orang yang berani dia membuktikan dengan perbuatan.







Fabel : kancil dan siput lomba lari

Suatu hari kancil bertemu dengan siput di pinggir kali.melihat siput merangkak dengan lambatnya,sang kancil dengan sombong dengan angkuhnya berkata.
Kancil: hai siput,beranikah kamu lomba lari denganku?
Siput : baiklah, aku terima ajakanmu dan jangan malu kalau nanti kamu sendiri yang kalah.
Kancil : baiklah ,hari minggu sore kita lomba agar banyak penontonnya.
Siput : oke,aku setuju. Jawab siput.
Sambil menunggu hari perlombaan,siput mengatur strategi, siput pun mengumpulkan semua siput dan mengajak teman-temanya untuk mepermalukan kancil karena terlalu geram terhadap kesombongan kancil,dalam pertemuan itu siput menyepakati, siput di tugaskan berdiri di setiap rumput yang akan di lalui oleh kancil,dan jika kancil memanggil siput yang di semak tadi harus menjawab pertanyaan sikancil.
Sampai saat yang di tunggu, penonton pun sangat penuh ,para penonton datang dari semua penjuru hutan. Kancil dan siput telah bersiap di garis mulai.saat pemimpin lomba mengangkat bendera menandakan lomba di mulai ,kancil pun berlari sangat kencang dan mengeluarkan semua tenaganya. Setelah berlari sekian kilometer ,berhentilah kancil dengan napas terhengah-hengah dia memanggil.
Kancil : siput! Seru kancil
Siput : ya,aku disini .
Karena siput telah berada di depanya,kancilpun kembali lari  sangat cepat sampai tidak ada lagi tenaga yang tersisa.kemudian dia pun memanggil.berkali –kali selau begitu akhirnya, kancil lunglai dan tidak dapat berlari lagi.menyerahlah sang kancil dan mengakui kekalahanya di depan penonton.penonton pun terbengong-bengong,siput pun menyambut kemenangannya hanya dengan senyuman saja.

Mitos : orang bunian

Orang bunian adalah sejenis makluk halus yang dikenal di wilayah minang kabau,sumatra barat.bentuknya menyerupai manusia yang tinggal menyepi di tempat –tempat sunyi,dan Biasanya berada di tempat terpencil jauh dari masyarakat ,di pinggir hutan,telaga sunyi, pohon besar,gunung,bukit dan muara sungai.
Biasanya bila hari menjelang magrib di pinggir bukit akan tercium sebuah aroma yang aneh dan biasanya aroma tersebut  seperti bau kentang goreng. Menurut masyarakat orang bunian ini lebih berbentuk wanita cantik atau biasa di sebut seperti kuntilanak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar